Skip to main content

Kedai Kopi Marak, Karena Fasilitas Kampus Minim

Jurnalisme Data --- Keterbatasan fasilitas di kampus, membuat  mahasiswa ramai kunjungi kedai kopi  di kawasan Tembalang, Semarang. Di kawasan Tembalang, banyak kampus berdiri, mulai dari Universitas Diponegoro, Universitas Muhammadiyah, Politeknik Negeri, Universitas Pandanaran dan beberapa kampus lain. 

Sistem perkuliahan saat ini mendorong mahasiswa untuk kuliah mandiri dan melakukan kerja kelompok. Problemnya, di kampus fasilitas terbatas untuk melakukan kerja kelompok. Perpustakaan menjadi salah tempat untuk mengerjakan tugas. Namun karena perpustakaan, maka harus hening, membuat kerja kelompok sulit dilakukan. Luas perpustakaan yang terbatas, juga membuat mahasiswa enggan menggunakan fasilitas ini. 

Coffeeshop atau Kedai Kopi menjadi pilihan mahasiswa untuk membuat tugas dan kerja kelompok. Pertama, WIFInya kencang. Kedua, bisa berdiskusi dengan bebas tanpa harus mengganggu orang lain. Ketiga, kedai kopi buka sampai malam, sementara di kampus, perpustakaan tidak buka. Keempat, banyak pilihan kedai kopi di kawasan Tembalang.

Reporter dari Pers Mahasiswa OPINI,  I Gusti Nyoman Ayu Septiari menggunakan Google Maps menemukan ada 122 kedai kopi di kawasan Tembalang. 

Pilihan menggunakan kedai kopi untuk mengerjakan tugas, berimbas pada pengeluaran mahasiswa. Mereka harus meminta budget lebih ke orang tua, sekitar 300 ribu per bulan, untuk biaya ke kedai kopi. 

Bagaimana hasil liputan  I Gusti Nyoman Ayu Septiari dapat dibaca di sini: Ketika Fasilitas Kampus Minimalis, Coffee Shop Laris Manis