Pembangkit Tenaga Surya Setengah Hati
Jurnalismedata -- Rencana pengembangan energi terbarukan sering alami kegagalan karena ketidakseriusan pemerintah. Seperti yang terjadi di Bengkulu Utara. Mereka sudah menikmati energi terbarukan, tetapi kemudian berhenti karena masuk energi fosil.
Tahun 2014, desa Banjarsari, Kecamatan Enggano, Bengkulu Utara sudah menikmati listrik dari kebun panel surya. Panel surya ini dibangun dengan biaya 5 miliar dengan kapasitas 50 watt. Ada sekitar 20 lempeng panel surya. Masyarakat sudah bisa menikmati penerangan lampu dengan hanya membayar tidak sampai 50 ribu/bulan.
Namun tahun 2018, panel surya ini tidak lagi beroperasi. Karena masuk listrik dari PLN yang menggunakan tenaga fosil.
Ini sebenarnya ironis, karena pemerintah gembar gembor kampanye soal energi terbarukan. Namun pada saat yang sama, program pemerintah yang lain menggagalkan program energi terbarukan.
Padahal meski listrik PLN masuk, mestinya bisa dikombinasikan antara energi dari panel surya dengan listrik dari PLN. Konsep hibrid antara panel surya dan listrik PLN sudah sering dilakukan di banyak tempat. Namun justru di Bengkulu Utara dimatikan
Berita terkait dapat dilihat di Tantangan Industri PLTS Indonesia